MALANGTIMES - Kabupaten Malang masih diintai bencana banjir dengan curah hujan yang tinggi disertai angin dan badai sepanjang bulan Desember 2016 sampai Februari 2017.
Baca Juga : Tiga Tenaga Kesehatan Positif Covid-19 di Kota Malang Sembuh
Data yang dilansir Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Karangploso, menyatakan potensi banjir karena curah hujan tinggi akan melanda beberapa kecamatan dengan frekuensi dan intensitas berbeda-beda, tetapi didominasi dengan skala tinggi dan menengah.
Kecamatan dengan potensi banjir skala tinggi berada di wilayah Kasembon, Pujon, dan Kalipare. Sedangkan banjir dengan skala menengah ada di Kecamatan Lawang, Dau, Poncokusumo, Bantur, Sumawe, Tirtoyudo, Ampelgading, Turen, Bululawang dan Bantur.
Prediksi BMKG Karangploso terhadap ancaman hujan tinggi telah terjadi dibeberapa kecamatan yang masuk garis merah, contohnya kec. Kalipare.
Di Dusun Bulurejo, Desa Tumpakrejo, Kecamatan Kalipare, Kabupaten Malang, Sabtu (03/12/2016) terjadi tanah retak yang mengancam empat keluarga. Satu diantaranya yaitu rumah Umar, harus mengungsi karena rumahnya rusak parah.
Baca Juga : Tanggap Covid-19, Fraksi PKS DPRD Kota Malang Bagikan Ratusan APD ke Petugas Medis
"Kita khawatir kerusakan parah pada rumah bisa membahayakan keselamatan,"katanya via telepon.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Hafi Lutfi, menjelaskan, empat rumah tersebut memang berada di area yang miring.
“Tanah retak karena hujan deras. Apalagi tanah labil karena tidak ada pohon-pohon besar yang bisa menahan air,” kata Lutfi, Minggu (4/12) malam.