MALANGTIMES - Tidak adanya perhatian dari pihak yang berwenang, membuat jalan protokol di sepanjang Kecamatan Pakisaji hingga Kecamatan Kepanjen, semakin membahayakan pengguna jalan.
Baca Juga : Tiga Tenaga Kesehatan Positif Covid-19 di Kota Malang Sembuh
Jalan kelas nasional yang menghubungkan Pemkot Malang dan Pemkab Malang ini selain bergelombang juga mengalami kerusakan dan berlubang.
Keluhan dan protes pengguna jalan ternyata belum cukup bagi pihak yang berwenang untuk segera memperbaikinya.
“Sudah banyak pengendara yang jatuh di sini karena jalan rusak dan berlubang, apalagi musim penghujan seperti ini mas," kata Supriadi warga Karangduren Pakisaji yang berprofesi sebagai penjual mie ayam ini.
Dari pantauan MalangTIMES, dari perempatan Jalan Kepanjen sampai pertigaan jalan di Kecamatan Pakisaji, kondisi jalan nasional ini memang sudah tidak layak.
Bergelombang, penuh tambalan, retak dan berlubang dengan diameter 5 cm sampai 15 cm sepanjang jalan, baik di pinggir maupun di tengah.
“Rasakan sendiri saja, ketika melintasi jalan nasional ini. Tidak nyaman dan harus berhati-hati karena kondisi jalannya yang rusak,” kata Aminuddin warga Buring yang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kepanjen.
Senada dengan keluhan tersebut, salah satu warga Karangpandan yang tidak bersedia ditulis namanya, mengatakan bahwa jalan nasional ini tidak beda dengan jalan di pedesaan.
Baca Juga : Tanggap Covid-19, Fraksi PKS DPRD Kota Malang Bagikan Ratusan APD ke Petugas Medis
"Ini sudah berlangsung cukup lama dan tidak ada tindakan serius baik dari Pemkab Malang, ataupun Pemprov Jatim," katanya.
Ia juga mengatakan sekalipun diperbaiki, hanya sekadar tambal sulam saja. Usia perbaikannya pun tidak bisa tahan lama.
"Tidak sampai lebih dari dua bulan, kondisi jalan sudah kembali berlubang dan rusak," katanya.
Sepanjang jalan tersebut, hanya di Jalan Sudirman tepatnya di depan Polsek Kepanjen sampai jalan deaa Sidoluhur yang jalannya baik dan mulus.
Sepanjang jalan tersebut kondisinya layak karena tahun lalu dilakukan pembangunan secara total. Selebihnya anda akan kembali berzigzag ria serupa menaiki kuda liar.
"Pengendara harus benar-benar waspada, karena jalan ini semakin berbahaya. Sudah banyak yang celaka di sini," kata Supriadi.