Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa Kondisi Pasar Besar Malang Berbahaya (6)

Pakar Biologi : Lembab, Belatung Akan Berkembang Pesat

Penulis : Alvinia Yuliareza Gutomo - Editor : Redaksi

22 - Jul - 2016, 08:44

Zulfaidah Penata Gama, S.Si., M.Si., Ph.D, Dosen Jurusan Biologi Universitas Brawijaya (foto : Alvinia Yuliareza Gutomo/MalangTIMES
Zulfaidah Penata Gama, S.Si., M.Si., Ph.D, Dosen Jurusan Biologi Universitas Brawijaya (foto : Alvinia Yuliareza Gutomo/MalangTIMES

MALANGTIMES – Pasar Besar Kota Malang (PBM) tidak hanya berbahaya dari sisi konstruksi yang memang telah rapuh tetapi juga membahayakan dari sisi kesehatan khususnya bagi para pedagang yang masih berjualan di sekitar lokasi.

Pasalnya, kondisi pasar khususnya pada kios-kios bekas kebakaran hingga kini dibiarkan tak terurus. Saat tim MalangTIMES memantau langsung ke lokasi terlihat kondisinya sudah sangat lembab, kotor, pengab dengan sampah berserakan di mana-mana.

Baca Juga : Peduli Covid-19, Hawai Grup Sumbang Ratusan APD ke Pemkot Malang

Kondisi ini akan menjadi sarang penyakit dan sarang belatung yang diketahui sudah berkembang pesat di lokasi.  

Fakta ini diperkuat oleh hasil uji forensik Laboratorium Teknik Sipil Universitas Brawijaya yang menyimpulkan bahwa Pasar Besar Malang mendesak untuk segera ditangani.

Selain konstruksinya yang sudah rapuh, kini pasar telah menjadi pusat berkembangbiaknya belatung.

Belatung merupakan hewan berjenis lalat yang hidup dalam kondisi lembab. Pertumbuhan belatung akan semakin cepat apabila kondisi lingkungannya mendukung, seperti lembab, minimnya penerangan, dan adanya sumber makanan sebagai cara hewa tersebut berkembang.

Dosen Jurusan Biologi Universitas Brawijaya, Zulfaidah Penata Gama, S.Si., M.Si., Ph.D mengatakan, "Belatung atau larva dapat muncul bermula dari telur lalat hijau. Lalat hijau ini biasanya ada di tempat yang lembab dan ada bau-bau menyengat,”   ujar Zulfaidah.

Ditambahkan, ketika lalat bertelur dan menetas inilah yang disebut sebagai larva atau istilah awamnya belatung.

Karena lokasi kebakaran ditinggal lama oleh penghuni dalam kondisi kotor, akhirnya jadi lembab, khususnya pada lapak bekas penjual daging dan sayur.

Baca Juga : Viral Surat Stafsus Jokowi untuk Camat, Dicoreti Bak Skripsi hingga Berujung Minta Maaf

Dalam bidang biologi, perkembangan larva terbilang cepat, yakni kurang dari sepuluh hari larva telah berkembang menjadi larva dewasa, ditandai dari bentuk tubuhnya yang semakin membesar. Jumlah lalat sekali bertelur pun terbilang banyak, lebih kurang 150 butir telur.

“Jika di suatu tempat ditemukan belatung, maka di area tersebut terdapat sumber makanan yang membuat mereka dapat bertahan, seperti kotoran yang membusuk,” jelas Zulfaidah.

Apalagi, para pedagang setempat mengakui bahwa barang yang mereka jual tidak dapat terselamatkan ketika api mulai melalap kios mereka.

Satu-satunya hal yang dapat mereka lakukan ialah meninggalkan barang jualan membusuk di dalam area pasar.


Topik

Peristiwa Pasar Besar


Bagaimana Komentarmu ?


JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Malang Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Alvinia Yuliareza Gutomo

Editor

Redaksi